Membuat makalah adalah tugas yang tidak dapat dihindarkan pada masa kuliah. Sudah merupakan tugas yang wajib bagi para mahasiswa dan mahasiswi,begitupun bagi saya. Baru semester awal saja sudah ditugaskan membuat beberapa makalah. Termasuk makalah yang saya buat dibawah ini. Mencari bahan pembuatan makalah bisa di perpustakaan atau yang lebih sering mahasiswa jaman sekarang mencarinya lewat internet. Alhasil dengan kemajuan tehnologi tugaspun dapat diselesaikan lebih cepat. Dampak negatifnya perpustakaan sekarang ini jadi sepi pengunjung, dikarenakan semua dapat kita temukan di dunia internet. Benar apa yang sering orang ungkapan,kalo buku adalah jendela dunia. Maka internet adalah pintu dunia.
Dibawah ini saya tampilkan makalah yang saya rangkum untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia dengan topik problematika Bahasa Indonesia. Alhamdullilah saya mendapat nilai A pada pelajaran Bahasa Indonesia,salah satunya berkat makalah ini. Bagi teman - teman, tidak ada salahnya mempelajari makalah ini untuk membantu menyelesaikan tugas anda.
Problematika
Bahasa Indonesia
(
Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia )
Disusun
Oleh :
Ali
Muchammad Yusuf R. ( 111201141 )
Teknik
Industri
Kata
Pengantar
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Bismillahirrahmanirrahim,
Alhamdulillah Rabbil Alamin segala puji bagi Allah atas nikmat dan rahmat-Nya, sehingga saya masih diberi kesempatan untuk merangkum makalah ini sampai selesai. Kedua kalinya shalawat dan salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada nabi junjungan kita Muhammad SAW. Berkat perjuangan beliau kita bisa berada di zaman yang penuh cahaya dan tidak lagi buta ilmu. Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada kedua orang tua saya, karena doa mereka saya bisa belajar dan mencari ilmu untuk menjauhkan diri dari kebodohan. Mereka yang merawat saya sejak kecil hingga saat ini,dan tidak akan pernah tergantikan dengan apapun. Terima kasih juga kepada teman-teman semua yang sudah membantu untuk menyelesaikan makalah ini. Dengan disusunya makalah ini saya berharap kita semua dapat menambah wawasan tentang kesalahan berbahasa Indonesia. Demi kesempurnaan makalah ini, kritik dan saran selalu saya buka untuk menjadikan pelajaran yang lebih baik.
Alhamdulillah Rabbil Alamin segala puji bagi Allah atas nikmat dan rahmat-Nya, sehingga saya masih diberi kesempatan untuk merangkum makalah ini sampai selesai. Kedua kalinya shalawat dan salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada nabi junjungan kita Muhammad SAW. Berkat perjuangan beliau kita bisa berada di zaman yang penuh cahaya dan tidak lagi buta ilmu. Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada kedua orang tua saya, karena doa mereka saya bisa belajar dan mencari ilmu untuk menjauhkan diri dari kebodohan. Mereka yang merawat saya sejak kecil hingga saat ini,dan tidak akan pernah tergantikan dengan apapun. Terima kasih juga kepada teman-teman semua yang sudah membantu untuk menyelesaikan makalah ini. Dengan disusunya makalah ini saya berharap kita semua dapat menambah wawasan tentang kesalahan berbahasa Indonesia. Demi kesempurnaan makalah ini, kritik dan saran selalu saya buka untuk menjadikan pelajaran yang lebih baik.
Surabaya
, 30 Desember 2011
Penyusun
Daftar
Isi
COVER 1
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I ( PENDAHULUAN ) 4
1.1
Latar Belakang 4
1.2
Rumusan Masalah 5
1.3
Batasan Masalah 5
1.4
Tujuan Pembahasan 5
BAB II ( KAJIAN TEORI ) 6
2.1
Analisis Kesalahan Berbahasa 6
2.2
Fonologi 7
2.3
Fonetik 7
2.4
Fonemik 8
2.5
Kesalahan Fonologi 8
BAB III ( PEMBAHASAN ) 9
3.1
Kesalahan Ucapan 9
3.2
Analisis Data 9
3.3
Kesalahan Ejaan 10
BAB IV ( PENUTUP ) 16
4.1
Kesimpulan 16
4.2
Saran 16
4.3
Kosa Kata 17
DAFTAR PUSTAKA 18
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Bahasa merupakan alat komunikasi
yang digunakan oleh manusia bahkan hewan untuk saling berinteraksi antara satu
dengan yang lain. Bahasa terjadi karena adanya interaksi sosial kepada lawan
bicaranya. Ada banyak sekali bahasa yang digunakan di dunia ini. Bahasa antara
negara satu dengan negara lainya sangatlah berbeda, bahasa Melayu – negara
Malaysia,bahasa Arab – negara Saudi Arabia,bahasa Thai – negara Thailand dan
sebagainya. Masing – masing bahasa tersebut mempunyai pengaturan dan kaidah
yang berbeda. Tidak perlu jauh – jauh ke negara tetangga,disini saya akan
membahas bahasa kita sendiri,yakni bahasa Indonesia. Manusia dapat berinteraksi
secara spontanitas dan tidak jarang justru melakukan kesalahan dalam berbahasa.
Tetapi tidak disadari bahwa hal tersebut salah. Oleh sebab itu disini saya
tidak akan membahas asal – usul bahasa Indonesia,tetapi lebih ke masalah
tentang kesalahan dalam berbahasa. Sering kali kita menganggap bahasa yang
sering kali kita lafalkan itu bahasa yang benar atau baku. Padahal di dalam
kaidah bahasa Indonesia tidak membenarkan hal tersebut. Bahasa Indonesia yang
benar adalah bahasa yang mengacu pada kaidah bahasa Indonesia dan KBBI ( Kamus
Besar Bahasa Indonesia ).
Kesalahan dalam berbahasa dibagi
menjadi dua yaitu kesalahan dalam ucapan, juga kesalahan yang dilakukan dalam penulisan.
Tetapi dalam analisis kesalahan bahasa, sebenarnya kesalahan berbahasa ini
tidak hanya diklasifikasikan atas dua hal saja.
Kesalahan berbahasa itu meliputi kesalahan karena penyajian, penambahan,
salah susun, baik kesalahan morfologi, leksikal maupun fonologi. Namun secara
fonologi kesalahan terbagi menjadi dua aspek, ( ucapan dan penulisan). Kesalahan
yang terkadang atau bahkan sering dilakukan oleh seseroang dan sekelompok
manusia terkadang dilatar belakangi karena suku etnis, suku dan sebagainya. Sehingga
dalam mengucapkan kata atau kalimat bahasa Indonesia yang dijadikan bahasa
kesatuan itu masih terikat kental dengan bahasa kebiasaan dalam satu suku yang
ditempatinya.
Kalau kita melihat dan memperhatikan pada beberapa kelompok suku
yang ada dilingkup Indonesia ini dalam berucap, maka akan terlihat kekentalan
itu. Walaupun situasi dan kondisi dimana ucapan itu digunakan dalam agenda
resmi. Misalnya orang Jawa berbicara bahasa Indonesia, atau suku Batak
berbahasa Indonesia, atau bahkan seorang yang asli Jawa berbahasa Madura. Maka
disitu akan tampak kesalahan berbahasa dari segi fonologi. Maka dari itu saya
ingin mencoba menyusun makalah yang berjudul, “Analisis Kesalahan Berbahasa
Indonesia”, dengan tujuan menganalisa kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan
oleh seseorang atau masyarakat.
Semoga penyusunan makalah ini
bisa bermanfaat, dan dapat berkontribusi
besar bagi pembaca, khususnya mahasiswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Akan
tetapi walaupun demikian saya yakin dalam penganalisaan yang saya lakukan ini
tidak menutup banyak kesalahan, oleh sebab itu mohon dimaklumi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pengalaman kita dalam
penggunaan Bahasa Indonesia menjadi bahasa sehari – hari, dalam penulisan surat
resmi serta penulisan karya tulis. Sering kali terjadi kesalahan – kesalahan
yang sangat bertentangan dengan kaidah Bahasa Indonesia. Seperti misalnya
kesalahan dalam penggunaan kata ganti orang,kata penghubung,kata gabung,kata
dengan unsur kombinasi dan sebagainya.
Hal ini sangat penting dan wajib
untuk diperhatikan. Apabila dibiarkan berlarut – larut akan menimbulkan masalah
– masalah yang komplek,dan akhirnya akan semakin menjauh dari kaidah berbahasa
yang benar. Jangan sampai kita membiarkan generasi – generasi kita dalam
kesalahan berbahasa semacam ini. Oleh karena itu saya mencoba untuk merangkum
beberapa kasus yang sering ditemukan sekaligus membahas cara pembenaranya.
1.3 Batasan Masalah
Karena latar belakang yang saya
sajikan diatas terlalu luas. Maka untuk memberikan pandangan yang lebih khusus
dalam kaitan kesalahan berbahasa ini. Saya memberi batasan yang akan dijadikan
pokok permasalahan adalah kesalahan berbahasa Indonesia yang dilakukan dari
segi fonologi. Serta kesalahan dalam penggunaan kata ganti orang,kata
penghubung,kata gabung,kata dengan unsur kombinasi dan sebagainya.
1.4 Tujuan
Pembahasan
Tujuan dari pembahasan makalah ini
adalah untuk mengetahui tentang kesalahan berbahasa Indonesia yang diucapkan
atau ditulis seseorang atau oleh masyarakat luas pada umumnya. Sehingga kita
semua memahami pentingnya berbahasa Indonesia secara baik dan benar. Dengan
begitu diharapkan dapat memacu pertumbuhan sumber daya manusia,untuk kemajuan bangsa
dan negara.
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1. Analisis
Kesalahan Berbahasa Indonesia
Kesalahan bahasa merupakan sisi yang
mempunyai cacat pada ucapan atau tulisan. Kesalahan tersebut merupakan
bagian-bagian konversasi atau komposisi yang menyimpang dari norma baku atau
kaidah bahasa. Tiba pada satu kesimpulan bahwa terjadi kesalahan merupakan
suatu bagian belajar yang tidak terhindarkan. Dengan perkataan lain, guru dan
orang tua tidak perlu mengelak atau menghindar dari kesalahan, tetapi justru
harus menghadapi serta memperbaiki kesalahan yang dibuat oleh murid dan anak
mereka. Kita hendaklah menyadari bahwa orang tidak dapat belajar bahasa tanpa
pertama sekali berbuat kesalahan-kesalahan secara sistematis. Diatas telah kita
singgung bahwa kesalahan adalah bagian konversasi atau komposisi yang
menyimpang dari beberapa norma baku atau kaidah bahasa dari cara berbahasa
orang dewasa (Dulay), 1982 : 277).
Istilah “kesalahan” yang
dipergunakan dalam karya tulis ini adalah padanan dari kata “errors” dalam
bahasa inggris. Dalam bahasa inggris sendiri kata errors mempunyai sinonim,
antara lain mistakes dan goofs. Demikian pula halnya dalam bahasa Indonesia,
disamping kata kesalahan kita pun mengenal kata kekeliruan dan kata kegalatan.
Mungkin saja ada orang yang
mengajukan pertanyaan,“untuk apa menelaah atau menganalisis kesalahan berbahasa
pada para pelajar? Menelaah kesalahan para pelajar, khususnya kesalahan
berbahasa, mengandung dua maksud utama, yaitu:
1. Untuk memperoleh data yang dapat
dipergunakan untuk membuat atau menarik kesimpulan-kesimpulan mengenai hakikat
proses belajar bahasa.
2. Untuk memberikan indikasi atau
petunjuk kepada para guru dan para pengembang kurikulum, bagaimana bahasa yang
paling sulit diucapkan dan ditulis oleh pelajar secara baik dan benar, serta
tipe kesalahan mana yang paling sulit atau mengurangi kemampuan pelajar untuk
berkomunikasi secara efektif (Dulay (et al), 1982: 138).
Secara
awam, kita dapat mengatakan bahwa mengetahui kesalahan para pelajar mengandung
beberapa keuntungan, antara lain:
1. Untuk mengetahui sebab atau
penyebab kesalahan itu, sehingga memahami latar belakang kesalahan tersebut.
2.
Untuk
memperbaiki kesalahan yang dibuat oleh para pelajar.
3. Untuk mencegah atau menghindari kesalahan
yang sejenis pada waktu yang akan datang, agar para pelajar dapat menggunakan
bahasa dengan baik dan benar.
2.2 Fonologi
Didalam penelitian, bunyi-bunyi
bahasa itu banyak ragamnya. Karena itu, bunyi-bunyi tersebut diklasifikan ke
dalam klasifikasi tertentu. Ilmu yang mempelajari seluk beluk bunyi bahasa
serta merumuskannya secara teratur dan sistematis dinamakan fonologi ( phone =
bunyi; logos = ilmu). Karena itu, Wahab (1998: 32) mengatakan bahwa fonologi
merupakan deskripsi bunyi yang terdapat pada bahasa, dan bagaimana bunyi-bunyi
itu disusun untuk membentuk kata-kata. Selain itu, Verhar (1987: 36)
menjelaskan pula bahwa fonologi adalah bidang khusus dalam linguistic yang
mengamati bunyi dalam suatu bahasa tertentu menurut fungsinya untuk membedakan
makna leksikal, salah satu aspek didalamnya adalah masalah distribusi fonem.
2.3 Fonetik
Pengucapan bahasa terdiri atas
bunyi. Bukan sembarang bunyi saja, melainkan bunyi tertentu, yang berbeda-beda
menurut bahasa tertentu. Bunyi tersebut diselidiki oleh fonetik dan fonologi.
Fonetik meneliti bunyi bahasa menurut cara pelafalannya, dan menurut
sifat-sifat akustiknya. Berbeda dengan fonologi, ilmu fonologi meneliti bunyi
tertentu menurut fungsinya.
Misalnya saja, bunyi, “P”
lazimnya menurut sifatnya diapit antara kurung persegi dalam bahasa inggris
dilafalkan dengan menutup kedua bibir lalu melepaskannya sehingga udara keluar
dengan meletup. Deskripsi seperti itu adalah deskripsi fonetis. Deskripsi yang
demikian dapat disempurnakan lebih terinci. Misalnya, dalam kata (Inggris)
pot,/p/ - nya “berpariasi”, artinya disusul bunyi seperti bunyi (h) oleh karena
(p) dalam pot adalah satu-satunya bunyi “ letupan” pada awal kata) ; akan
tetapi dalam kata spot, (p)- nya tidak beraspirasi demikian (karena tidak
merupakan satu-satunya konsonan pada awal kata). Perbedaan tersebut adalah perbedaan
fonetis semata bukan fonologis.
Dua bunyi secara fonetis berbeda,
dikatakan mempunyai perbedaan fonologis bila perbedaan tersebut menyebabkan
perbedaan makna diantara dua kata. Misalnya saja, karena membedakan kata
seperti dalam pasangan rupa: lupa. Makna untuk bahasa Indonesia/I/ dan /r/
merupakan fonem yang berbeda (lazimnya, lambang fonem diapit antara garis miring).
Sebaliknya, dalam bahasa Jepang, (l) dan (r) tidak pernah membedakan kata-kata
yang berbeda, atau dengan perkataan lain, tidak berbeda secara fonologis,dan
bukan merupakan fonem yang berbeda.
2.4 Fonemik
(phonemics)
Dalam bidang fonologi, pendekatan
tagmemic itu dikenal sebagai fenomek (phonemics). Seperti yang dinyatakan oleh
Kennth L. Pike, fonemik memberikan teknik untuk memproses data fonetik yang
masih kasar untuk memperoleh kesatuan bunyi yang signifikan dan kemudian
melambangkan ke dalam suatu alphabet yang mudah dibaca secara lisan. Karena
itu, menurut Pike, tujuan praktis fonemik ialah memproyeksikan bahasa kedalam
sistem tulisan.
2.5 Kesalahan
Fonologi
1. Kesalahan
Ucapan
Kesalahan
ucapan adalah kesalahan mengucapkan kata sehingga menyimpang dari ucapan baku
atau bahkan menimbulkan perbedaan makna. Misalnya:
enam diucapkan
anam, anem
saudara - sudara,
sodara
rabu - rebo
mengubah - mengobah
telur - telor
menerangkan -
menerangken
alasan - alesan
peletakan –
peletakkan
makin - mangkin
tangkap - tangkep
hantam - hantem,
antem
esa - Ä“sa.
2. Kesalahan
Ejaan
Kesalahan
ejaan ialah kesalahan menuliskan kata atau kesalahan menggunakan tanda baca.
Contoh:
Tuhan yang
mahakuasa - tuhan yang maha kuasa
Tuhan yang maha
pemurah - tuhan yang mahapemurah
Mengetengahkan -
mengketengahkan
Mengesampingkan -
mengeyampingkan
Melihat-lihat -
me-lihat2
Mempertanggungjawabkan
- mempertanggung jawabkan
Bertanggung jawab -
bertanggungjawab
Pertanggungjawaban
- pertanggung jawaba
Sekaligus - sekali
gus
Tata bahasa -
tatabahasa
Orang tua -
orangtua
Dua puluh -
duapuluh.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Data Kesalahan
Dalam Ucapan
Kesalahan
Berbahasa Indonesia Yang sering diucapkan.
No.
|
Kata
|
Pengucapan Orang Madura
|
Keterangan
|
1
|
Soto
|
Soto/u
|
“o” berubah “u”
|
2
|
HP
|
HPi
|
P” ditambah i
|
3
|
Pentol
|
Pento/ul
|
Tol berubah toul
|
4
|
SDN
|
SDiN
|
D ditambah i
|
5
|
Bakso
|
Bakso/u
|
So berubah so/u
|
6
|
AQUA
|
AQOA
|
Qu berubah Qo
|
7
|
Sprite
|
Sprete
|
Pri berubah pre
|
8
|
Foto
|
Poto/u
|
O berubah u
|
9
|
TV
|
Tipi
|
Seperti ada i
|
10
|
Sepeda
|
Speda’
|
Sepe berubah spe
|
11
|
Sepatu
|
Spatu
|
Penghilangan
|
·
Analisis Data
1.
Kata soto yang diucapkan seakan-akan berubah, u tidak mengarah langsung pada
vokal o dan u tapi setelah ada campuran diantara dua vokal o dan u begitu juga
kata yang lain seperti pada kata, pentol, bakso, foto namun pada kata foto ini
bukan hanya pada perubahan o dan u tapi juga konsonan f diucapkan p
2.
HP diucapkan HPi, ada perubahan vokal I setelah “p” hingga ada perubahan dalam
pengucapan
3.
AQUA, kata Aqua yang diucapkan oleh orang madura berubah menjadi “AQOA”,
konsonan u diubah menjadi o
4.
Sprite kata ini diucapkan “sprete” oleh orang madura yaitu vokal “i” berubah
menjadi vokal “e”.
5.
Sepeda kata ini diucapkan speda yaitu vokal “e” setelah “s” dihilangkan, begitu
dengan contoh yang lain.
3.2 Kesalahan Ejaan
1.
Kata ganti orang
Penghayatanmu
atas sajak yang telah dihafalkan itu akan hilang.
-> Dengan melihat kata penghayatanmu, tentunya kalimat tersebut ditunjukkan kepada orang kedua atau lawan berbicara. Karena itu kata kerja berikutnya, mestinya bukan dihafalkan, melainkan kauhafalkan.
-> Dengan melihat kata penghayatanmu, tentunya kalimat tersebut ditunjukkan kepada orang kedua atau lawan berbicara. Karena itu kata kerja berikutnya, mestinya bukan dihafalkan, melainkan kauhafalkan.
->
Jadi, seharusnya kalimat tersebut diubah: “penghayatanmu
atas sajak yang telah kauhafalkan itu akan hilang.
->
Jika pelakunya orang ketiga, harus dikatakan: penghayatan atas sajak yang telah
dihafalkan itu akan hilang.
2. Sebelum
dan Sesudahnya
Sebelum dan sesudahnya, saya
sampaikan terima kasih.
-> Kalimat tersebut tidak jelas maksudnya, sebelum dan sesudah apa?
-> Yang betul mestinya: terlebih dulu saya sampaikan terima kasih.
-> Atau: sebelumnya saya sampaikan terima kasih.
-> Kalimat tersebut tidak jelas maksudnya, sebelum dan sesudah apa?
-> Yang betul mestinya: terlebih dulu saya sampaikan terima kasih.
-> Atau: sebelumnya saya sampaikan terima kasih.
3. Atas
perhatiannya
Atas perhatiannya, saya ucapkan terimakasih.
-> Menurut maksudnya, kalimat tersebut ditujukan kepada seseorang yang kita ajak berbicara.
-> Karena itu yang betul mestinya: Atas perhatiaan Saudara, saya ucapkan terima kasih.
-> Menurut maksudnya, kalimat tersebut ditujukan kepada seseorang yang kita ajak berbicara.
-> Karena itu yang betul mestinya: Atas perhatiaan Saudara, saya ucapkan terima kasih.
4.
Menyingkat waktu
Untuk menyingkat waktu, marilah
kita mulai acara ini.
->Waktu tidak dapat dipersingkat; karena itu kalimat tersebut salah. Yang betul:
Untuk menghemat waktu, marilah kita mulai acara ini.
->Waktu tidak dapat dipersingkat; karena itu kalimat tersebut salah. Yang betul:
Untuk menghemat waktu, marilah kita mulai acara ini.
5. Penghormatan
Atas kerawuhan Bapak-bapak,
saya haturkan terima kasih.
-> Maksud pembuat kalimat tersebut untuk menghormati lawan bicara. Tetapi tidak disadari, bahwa kalimat yang dibuatnya tersebut bukanlah kalimat bahasa Indonesia. Salah satu sifat bahasa Indonesia ialah demokratis,karenanya tidak dikenal kata-kata khusus untuk golongan-golongan tertentu seperti bahasa Jawa. Sudah cukup hormat dan betul, jika dikatakan: atas kedatangan Bapak-bapak, saya ucapkan terima kasih.
Beberapa kata hormat dari bahasa Jawa yang sering dipakai orang antara lain: kondur, dahar, jumeneng, tindak, dan tapak asma. Kata-kata tersebut sehsarusnya kita ganti:pulang, makan, berdiri, pergi, dan tanda tangan.
-> Maksud pembuat kalimat tersebut untuk menghormati lawan bicara. Tetapi tidak disadari, bahwa kalimat yang dibuatnya tersebut bukanlah kalimat bahasa Indonesia. Salah satu sifat bahasa Indonesia ialah demokratis,karenanya tidak dikenal kata-kata khusus untuk golongan-golongan tertentu seperti bahasa Jawa. Sudah cukup hormat dan betul, jika dikatakan: atas kedatangan Bapak-bapak, saya ucapkan terima kasih.
Beberapa kata hormat dari bahasa Jawa yang sering dipakai orang antara lain: kondur, dahar, jumeneng, tindak, dan tapak asma. Kata-kata tersebut sehsarusnya kita ganti:pulang, makan, berdiri, pergi, dan tanda tangan.
6. Dan
lain sebagainnya
Kami menerima pesan mencetakan
kartu nama, surat undangan, ijazah dan lain sebagainnya.
-> Kata dan lain sebagainnya merupakan bentuk rancu dari kata dan sebagainnya, dan lain-lain. Karena itu dalam sebuah kalimat cukup dipakai satu saja.
-> Kata dan lain sebagainnya merupakan bentuk rancu dari kata dan sebagainnya, dan lain-lain. Karena itu dalam sebuah kalimat cukup dipakai satu saja.
7. Bentuk
jamak
Tidak sedikit orang-orang yang
tidak dapat memahami puisi.
-> Sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia, di belakang kata yang sudah menunjuk pengertian jamak atau banyak, tidak boleh diikuti bentuk jamak. Karena itu mestinya kalimat tersebut cukup dikatakan: tidak sedikit orang yang dapat memahami puisi.
Bentuk sejenis dengan bentuk di atas.
-para hadirin ....
-hadirin sekalian ....
-daftar para mahasiswa ....
-rombongan para olahragawan ....
-dewan gereja-gereja ....
-jawatan gedung-gedung negara
-kumpulan barang-barang bekas ....
-kaum politisi ....
Kata-kata: para, hadirin, sekalian, daftar, rombongan, dewan, jawatan, kumpulan, kaum, dan politisi sudah mengandung atau menunjuk pengertian jamak. Karena itu tidak boleh dipakai bersama-sama, atau digunakan dengan bentuk perulangan.
-> Sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia, di belakang kata yang sudah menunjuk pengertian jamak atau banyak, tidak boleh diikuti bentuk jamak. Karena itu mestinya kalimat tersebut cukup dikatakan: tidak sedikit orang yang dapat memahami puisi.
Bentuk sejenis dengan bentuk di atas.
-para hadirin ....
-hadirin sekalian ....
-daftar para mahasiswa ....
-rombongan para olahragawan ....
-dewan gereja-gereja ....
-jawatan gedung-gedung negara
-kumpulan barang-barang bekas ....
-kaum politisi ....
Kata-kata: para, hadirin, sekalian, daftar, rombongan, dewan, jawatan, kumpulan, kaum, dan politisi sudah mengandung atau menunjuk pengertian jamak. Karena itu tidak boleh dipakai bersama-sama, atau digunakan dengan bentuk perulangan.
8. Saling
Sebagai sesama manusia, kita
wajib saling tolong-menolong.
-> Kata saling sudah menunjuk pengertian dilakukan oleh dua belah pihak; sama benar dengan bentuk tolong-menolong. Maka yang betul: sebagai sesama manusia, kita wajib saling menolong; atau: sebagai sesama manusia, kita wajib tolong menolong. Bentuk yang sejenis dengan bentuk tersebut.
Saling kejar-mengejar seharusnya: saling mengejar, kejar mengejar atau berkejar-kejaran.
Saling pegang-memegang seharusnya: saling memegang, pegang-memegang atau berpegang-pegangan.
Bentuk seperti di atas, termasuk gejala pleonasme.
-> Kata saling sudah menunjuk pengertian dilakukan oleh dua belah pihak; sama benar dengan bentuk tolong-menolong. Maka yang betul: sebagai sesama manusia, kita wajib saling menolong; atau: sebagai sesama manusia, kita wajib tolong menolong. Bentuk yang sejenis dengan bentuk tersebut.
Saling kejar-mengejar seharusnya: saling mengejar, kejar mengejar atau berkejar-kejaran.
Saling pegang-memegang seharusnya: saling memegang, pegang-memegang atau berpegang-pegangan.
Bentuk seperti di atas, termasuk gejala pleonasme.
9. Untuk
sementara
Untuk
sementara waktu ia tinggal bersama saya.
-> Kata sementara sudah menunjukkan pengertian waktu. Arti kata sementara ialah untuk beberapa waktu. Karena itu di belakang kata sementara tidak perlu dibubuhi kata waktu. -> Dengan demikian cukup dikatakan: Untuk sementara ia tinggal bersama saya.
-> Kata sementara sudah menunjukkan pengertian waktu. Arti kata sementara ialah untuk beberapa waktu. Karena itu di belakang kata sementara tidak perlu dibubuhi kata waktu. -> Dengan demikian cukup dikatakan: Untuk sementara ia tinggal bersama saya.
10. Selain
daripada
Selain
daripada itu saya kabarkan pula ....
-> Kalimat tersebut merupakan bentuk rancu dari kalimat.
Lain daripada itu .... dan selain itu ....
-> Jadi, untuk menggantikan kalimat di atas dapat dipilih salah satu dari kedua bentuk tersebut.
-> Kalimat tersebut merupakan bentuk rancu dari kalimat.
Lain daripada itu .... dan selain itu ....
-> Jadi, untuk menggantikan kalimat di atas dapat dipilih salah satu dari kedua bentuk tersebut.
11. Bersama
ini
Bersama
ini saya beritahukan, bahwa ....
-> Bentuk seperti ini sering sekali dipakai orang. Kata bersama mengandung pengertian ada yang membarengi.
Misalnya: Bersama ini saya kirimkan uang Rp.5000,00
Maksud kalimat di atas, disamping surat pada waktu itu dikirimkan uang juga.
Untuk maksud seperti tersebut pada kalimat di atas, seharusnya kita katakan: Dengan ini saya beritahukan ....
-> Bentuk seperti ini sering sekali dipakai orang. Kata bersama mengandung pengertian ada yang membarengi.
Misalnya: Bersama ini saya kirimkan uang Rp.5000,00
Maksud kalimat di atas, disamping surat pada waktu itu dikirimkan uang juga.
Untuk maksud seperti tersebut pada kalimat di atas, seharusnya kita katakan: Dengan ini saya beritahukan ....
12. Berhubung
Berhubung
pergi ke Jakarta, hari ini ia tidak dapat datang.
-> Kata berhubung seharusnya diikuti oleh kata depan dengan.
-> Jadi, kalimat itu seharusnya kita ubah demikian. Berhubung dengan kepergiannya ke Jakarta, hari ini ia tidak dapat datang.
-> Kata berhubung seharusnya diikuti oleh kata depan dengan.
-> Jadi, kalimat itu seharusnya kita ubah demikian. Berhubung dengan kepergiannya ke Jakarta, hari ini ia tidak dapat datang.
13. Semua
- seluruh - segala
Semua bangsa Indonesia harus
mengamalkan Pancasila.
-> Kata semua menunjuk perngertian jamak yang terdiri atas barang-barang atau benda yang sama. Karena itu, penggunaan kata semua pada kalimat tersebut tidak tepat. Yang tepat untuk maksud seperti tertera pada kalimat itu ialah kata seluruh/segenap.
-> Jadi, kalimat tersebut harus kita katakan begini: Seluruh (segenap) bangsa Indonesia harus mengamalkan Pancasila.
Contoh penggunaan semua:
1) Semua rumah di desa itu dikapur
2) Semua buku itu pernah saya baca
Contoh penggunaan seluruh:
1) Peristiwa itu diperingati oleh seluruh bangsa indonesia
2) Seluruh pengunjung pasar malam itu merasa puas.
Contoh penggunaan segala:
1) Maafkanlah segala kesalahan saya
2) Segala macam barang ada di toko itu.
-> Kata semua menunjuk perngertian jamak yang terdiri atas barang-barang atau benda yang sama. Karena itu, penggunaan kata semua pada kalimat tersebut tidak tepat. Yang tepat untuk maksud seperti tertera pada kalimat itu ialah kata seluruh/segenap.
-> Jadi, kalimat tersebut harus kita katakan begini: Seluruh (segenap) bangsa Indonesia harus mengamalkan Pancasila.
Contoh penggunaan semua:
1) Semua rumah di desa itu dikapur
2) Semua buku itu pernah saya baca
Contoh penggunaan seluruh:
1) Peristiwa itu diperingati oleh seluruh bangsa indonesia
2) Seluruh pengunjung pasar malam itu merasa puas.
Contoh penggunaan segala:
1) Maafkanlah segala kesalahan saya
2) Segala macam barang ada di toko itu.
14. Waktu
dan tempat saya persilakan
Waktu
dan tempat saya persilakan.
->Kalimat ini sering sekali dipakai orang, padahal kalimat tersebut salah. Siapa yang biasannya dipersilakan? Jawabannya tentu saja bukan waktu dan tempat, melainkan orangnya. Karena itu, mestinya kalimat tersebut kita ubah:
-> Bapak atau Saudara............saya persilakan.(isilah titik-titik terwsebut dengan nama orang atau pejabat yang akan memberi sambutan)
->Kalimat ini sering sekali dipakai orang, padahal kalimat tersebut salah. Siapa yang biasannya dipersilakan? Jawabannya tentu saja bukan waktu dan tempat, melainkan orangnya. Karena itu, mestinya kalimat tersebut kita ubah:
-> Bapak atau Saudara............saya persilakan.(isilah titik-titik terwsebut dengan nama orang atau pejabat yang akan memberi sambutan)
15. Ditujukan
untuk
Lagu
ini ditujukan untuk seseorang di Jalan Nangka.
-> Yang tepat ditujukan kepada, bukan ditujukan untuk.
-> Yang tepat ditujukan kepada, bukan ditujukan untuk.
16. Datang
ke
Harap
segera datang ke semarang.
-> Kata depan yang paling dekat mengikuti kata datang ialah di. Apabila kita ingin menggunakan ke, kata datang tidak usah kita pakai.
-> Jadi cukup kita katakan: Harap segera ke Semarang.
-> Kata depan yang paling dekat mengikuti kata datang ialah di. Apabila kita ingin menggunakan ke, kata datang tidak usah kita pakai.
-> Jadi cukup kita katakan: Harap segera ke Semarang.
17. Dari
- oleh
Berita
duka ini dikirim dari Saudara Darwis, Jalan Bima 5 Semarang
-> Kata depan yang seharusnya mengikuti kata dikirimkan mestinya bukan dari, melainkan oleh.
-> Jadi mestinya kalimat tersebut berbunyi demikian:
Berita duka ini dikirimkan oleh Saudara Darwis.... atau dapat juga dikatakan demikian:
Berita duka ini dari Saudara Darwis ....
-> Kata depan yang seharusnya mengikuti kata dikirimkan mestinya bukan dari, melainkan oleh.
-> Jadi mestinya kalimat tersebut berbunyi demikian:
Berita duka ini dikirimkan oleh Saudara Darwis.... atau dapat juga dikatakan demikian:
Berita duka ini dari Saudara Darwis ....
18. Menunggu
- menanti
Sementara
dia berpakainan, saya menunggunya di luar.
-> Pemakaian kata menunggu pada kalimat di atas tidak tepat. Kata menunggu, barulah tepat digunakan apabila yang ditunggu ada di dekat orang yang ditunggu.
-> Misalnya: Sudah dua hari ini ia menunggu ayahnya yang sedang dirawat di rumah sakit.
-> Untuk kalimat di atas, yang tepat harus digunakan kata menanti. Jadi, seharusnya kalimat di atas diubah menjadi: Sementara dia berpakaian, saya menanti di luar.
-> Pemakaian kata menunggu pada kalimat di atas tidak tepat. Kata menunggu, barulah tepat digunakan apabila yang ditunggu ada di dekat orang yang ditunggu.
-> Misalnya: Sudah dua hari ini ia menunggu ayahnya yang sedang dirawat di rumah sakit.
-> Untuk kalimat di atas, yang tepat harus digunakan kata menanti. Jadi, seharusnya kalimat di atas diubah menjadi: Sementara dia berpakaian, saya menanti di luar.
19. Pelopor
Salah seorang yang mempelopori
berdirtinya koperasi di desa ini ialah bapak saya.
-> Yang betul memelopori. Kata tersebut berasal dari kata dasar pelopor. Karena awalan me yang melekat padanya, maka bunyi p-nya luluh; dan menjadi memelopori.
-> Yang betul memelopori. Kata tersebut berasal dari kata dasar pelopor. Karena awalan me yang melekat padanya, maka bunyi p-nya luluh; dan menjadi memelopori.
20. Ubah
Hanya usaha kita sendirilah
yang dapat merubah nasib kita.
-> Kata merubah barasal dari kata ubah. Karena awalan yang melekat pada kata tersebutme-, maka bentuk yang betul tentulah mengubah. Jika awalan di- yang melekat akan menjadi diubah. Bentuk perubahan betul, sebab yang melekat pada kata tersebut awalan per- dan akhiran -an. Juga bentuk berubah, sebab yang melekat pada kata tersebut awalan ber-.
-> Kata merubah barasal dari kata ubah. Karena awalan yang melekat pada kata tersebutme-, maka bentuk yang betul tentulah mengubah. Jika awalan di- yang melekat akan menjadi diubah. Bentuk perubahan betul, sebab yang melekat pada kata tersebut awalan per- dan akhiran -an. Juga bentuk berubah, sebab yang melekat pada kata tersebut awalan ber-.
21. Unsur
kombinasi
Bahasa Melayulah yang paling
banyak digunakan sebagai bahasa pengantar atau behasa perhubungan antar pulau
pada waktu itu.
-> Menurtu EyD, semua kata yang salah satu unsurnya hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata tersebut harus dituliskan serangkai: jadi antarpulau.
-> Contoh lain: amoral, purnawirawan, asusila, saptamarga, antikomunis, ultramodern, inkonvensional, nonkoperasi, multirateral, ekstrakulikuler, tunanetra, kontrarevolusi
-> Menurtu EyD, semua kata yang salah satu unsurnya hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata tersebut harus dituliskan serangkai: jadi antarpulau.
-> Contoh lain: amoral, purnawirawan, asusila, saptamarga, antikomunis, ultramodern, inkonvensional, nonkoperasi, multirateral, ekstrakulikuler, tunanetra, kontrarevolusi
22. Kata
gabung
Ragam jurnalistik ini banyak
digunakan dalam persurat kabaran.
-> Kesalahan kalimat tersebut terletak pada penulisan kata persurat kabaran. Memang betul, kata gabung seperti surat kabar, tanggung jawab dan sebagainnya dituliskan terpisah. Tetapi apabila kata-kata tersebut mendapat awalan dan akhiran, harus dituliskan serangkai. Jadi penulisan yang betul: persuratkabaran, pertanggungjawaban.
Contoh lain:
memberi tahu -> pemberitahuan
ambil alih -> pengambilalihan
gotong royong -> kegotongroyongasn
tidak adil -> ketidakadilan
salah guna -> disalahgunakan
jungkir balik -> dijungkirbalikkan
-> Kesalahan kalimat tersebut terletak pada penulisan kata persurat kabaran. Memang betul, kata gabung seperti surat kabar, tanggung jawab dan sebagainnya dituliskan terpisah. Tetapi apabila kata-kata tersebut mendapat awalan dan akhiran, harus dituliskan serangkai. Jadi penulisan yang betul: persuratkabaran, pertanggungjawaban.
Contoh lain:
memberi tahu -> pemberitahuan
ambil alih -> pengambilalihan
gotong royong -> kegotongroyongasn
tidak adil -> ketidakadilan
salah guna -> disalahgunakan
jungkir balik -> dijungkirbalikkan
23. Dipersilahkan
Para tamu dipersilahkan masuk.
-> Kesalahan kalimat tersebut pada penulisan kata dipersilahkan. Kata tersebut seharusnya dituliskan tanpa h: dipersilakan.
-> Kesalahan kalimat tersebut pada penulisan kata dipersilahkan. Kata tersebut seharusnya dituliskan tanpa h: dipersilakan.
24. Pun
Lafalnyapun sering menyimpang
dari lafal yang umum.
-> Seperti halnya kalimat di atas kesalahan kalimat ini juga terletak pada penulisannya;yaitu penulisan partikel pun. Menurut EyD, partikel pun seharusnya ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. Jadi kalimat tersebut seharusnya ditulis demikian:
Lafalnya pun sering menyimpang dari lafal umum.
-> Seperti halnya kalimat di atas kesalahan kalimat ini juga terletak pada penulisannya;yaitu penulisan partikel pun. Menurut EyD, partikel pun seharusnya ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. Jadi kalimat tersebut seharusnya ditulis demikian:
Lafalnya pun sering menyimpang dari lafal umum.
25. Dari
pada
Menikmati
sajak biasanya lebih mudah dari pada memahaminya.
-> Letak kesalahan kalimat di atas ialah pada penulisan kata depan dari pada. Menurut EyD, kata tersebut seharusnya ditulis serangkai: daripada.
-> Letak kesalahan kalimat di atas ialah pada penulisan kata depan dari pada. Menurut EyD, kata tersebut seharusnya ditulis serangkai: daripada.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan bab II diatas dalam
kajian teori maka dapat disimpulkan bahwa kesalahan berbahasa adalah sisi yang
mempunyai cacat pada ujaran seseorang yang mana kesalahan tersebut merupakan
konversasi yang menyimpang dari norma-norma. Sedangkan kesalahan berbahasa
Indonesia yang diucapkan ada yang berupa perubahan antara vokal maupun ada
penghilangan sebagaimana dalam tabel tersebut.
4.2 Saran
Kesalahan – kesalahan berbahasa
seperti yang telah saya rangkum. Merupakan kesalahan yang sering terjadi di
lingkungan kita. Untuk itu kita diwajibkan mengingatkan sekaligus membenarkan
kesalahan tersebut. Agar kesalahan – kesalahan yang sama tidak terulang di
waktu yang akan datang. Akhirnya dari saya, walaupun dalam penyusunan makalah ,
Analisis Kesalahan Berbahasa ini masih banyak kekurangan, setidaknya saya
telah ikut berpartisipai dalam berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Saya
berharap ada masukan yang positif dari dosen dan teman – teman mahasiswa. Kritik dan saran selalu saya tunggu untuk
penyempurnaan penyusunan makalah berikutnya.
4.3 Kosa Kata
1. Morfologi : Cabang linguistik yang
mengidentifikasi satuan-satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal.
Morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh
perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata. Atau dengan
kata lain dapat dikatakan bahwa morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata
serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun
fungsi semantik.
2. Gramatikal :
Tata bahasa
3. Semantik :
cabang linguistik yang mempelajari makna yang terkandung pada suatu bahasa,kode, atau jenis
representasi lain.
4. Leksikal : cabang
ilmu linguistik yang mempelajari kata, sifat dan makna, unsur, hubungan antarkata (semantis), kelompok kata,
serta keseluruhan leksikon. Ilmu ini terkait
erat dengan leksikografi yang juga
mempelajari kata, terutama dalam kaitannya dengan penyusunan kamus. Secara sederhana, leksikografi disebut sebagai penerapan
praktis dari leksikologi.
5. Liguistik : Adalah ilmu bahasa. Tergantung sudut pandang, pendekatan seorang peneliti, maka
ilmu linguistika seringkali digolongkan pada ilmu kognitif, psikologi dan antropologi.
7. Konversasi : Percakapan / Obrolan.
8. Fonem : Sebuah istilah linguistik dan
merupakan satuan terkecil dalam sebuah bahasa yang
masih bisa menunjukkan perbedaan makna. Fonem berbentuk bunyi. Misalkan dalam bahasa
Indonesia bunyi
[k] dan [g] merupakan dua fonem yang berbeda, misalkan dalam kata
"cagar" dan "cakar". Tetapi dalam bahasa
Arab hal
ini tidaklah begitu. Dalam bahasa Arab hanya ada fonem /k/.
9. Fonetik : atau fonetika adalah
bagian ilmu dalam linguistik yang mempelajari
bunyi yang diproduksi oleh manusia. Di sisi lain fonologi adalah ilmu yang
berdasarkan fonetik dan mempelajari sistem fonetika.
10. Fonemik : adalah
bagian fonologi yang mempelajari bunyi ujaran menurut fungsinya sebagai pembeda
arti.
DAFTAR PUSTAKA
Hendry,
Guntur. Jago Tarigan. 1990. Pengajaran
Analisis Kesalahan Berbahasa. Bandung : Angkasa
Sugono,
Dendy,.Dr. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI ). Jakarta
0 komentar:
Posting Komentar