Tugas
Bahasa Indonesia
Uraian : Contoh karangan non ilmiah dan
alasanya.
Dosen : Ibu Khusnul Khotimah.,SS
Data
Mahasiswa
Nama : Ali Muhammad Yusuf R.
NIM : 111201141
Fak/Jurusan : Tehnik / Industri
Contoh
Karangan Non Ilmiah
“Batu Goloq”
Pada jaman dahulu di
daerah Padamara dekat Sungai Sawing di Nusa Tenggara Barat hiduplah sebuah
keluarga miskin. Sang istri bernama Inaq Lembain dan sang suami bernama Amaq
Lembain
Mata pencaharian
mereka adalah buruh tani. Setiap hari mereka berjalan kedesa desa menawarkan
tenaganya untuk menumbuk padi.
Kalau Inaq Lembain
menumbuk padi maka kedua anaknya menyertai pula. Pada suatu hari, ia sedang
asyik menumbuk padi. Kedua anaknya ditaruhnya diatas sebuah batu ceper didekat
tempat ia bekerja.
Anehnya, ketika Inaq
mulai menumbuk, batu tempat mereka duduk makin lama makin menaik. Merasa
seperti diangkat, maka anaknya yang sulung mulai memanggil ibunya: “Ibu batu
ini makin tinggi.” Namun sayangnya Inaq Lembain sedang sibuk bekerja.
Dijawabnya, “Anakku tunggulah sebentar, Ibu baru saja menumbuk.”
Begitulah yang terjadi
secara berulang-ulang. Batu ceper itu makin lama makin meninggi hingga melebihi
pohon kelapa. Kedua anak itu kemudian berteriak sejadi-jadinya. Namun, Inaq
Lembain tetap sibuk menumbuk dan menampi beras. Suara anak-anak itu makin lama
makin sayup. Akhirnya suara itu sudah tidak terdengar lagi.
Batu Goloq itu makin
lama makin tinggi. Hingga membawa kedua anak itu mencapai awan. Mereka menangis
sejadi-jadinya. Baru saat itu Inaq Lembain tersadar, bahwa kedua anaknya sudah
tidak ada. Mereka dibawa naik oleh Batu Goloq.
Inaq Lembain menangis
tersedu-sedu. Ia kemudian berdoa agar dapat mengambil anaknya. Syahdan doa itu
terjawab. Ia diberi kekuatan gaib. dengan sabuknya ia akan dapat memenggal Batu
Goloq itu. Ajaib, dengan menebaskan sabuknya batu itu terpenggal menjadi tiga
bagian. Bagian pertama jatuh di suatu tempat yang kemudian diberi nama Desa
Gembong olrh karena menyebabkan tanah di sana bergetar. Bagian ke dua jatuh di
tempat yang diberi nama Dasan Batu oleh karena ada orang yang menyaksikan
jatuhnya penggalan batu ini. Dan potongan terakhir jatuh di suatu tempat yang
menimbulkan suara gemuruh. Sehingga tempat itu diberi nama Montong Teker.
Sedangkan kedua anak
itu tidak jatuh ke bumi. Mereka telah berubah menjadi dua ekor burung. Anak
sulung berubah menjadi burung Kekuwo dan adiknya berubah menjadi burung Kelik.
Oleh karena keduanya berasal dari manusia maka kedua burung itu tidak mampu
mengerami telurnya.
Catatan
:
Karangan diatas termasuk
dalam karangan non ilmiah karena :
1. Penyajian
dibarengi dengan sejarah.
2. Bersifat imajinatif.
3. Situasi didramatisir.
4. Bersifat persuasif.
2. Bersifat imajinatif.
3. Situasi didramatisir.
4. Bersifat persuasif.
0 komentar:
Posting Komentar